Pagi yang indah, ketika aku membuka mataku, kulihat senyuman suamiku tengah memandangku dengan mesra, “Ehm…, pagi sayang” Richard mengecup pipiku dengan mesra. “Lagi mimpi apa? Kok senyum senyum sendiri?”
“Ehm…, mimpi waktu kita bulan madu di Brastagi” jawabku dengan mesra, masih juga saling berpelukan, kami saling berkomunikasi dengan mesra.
Kring!!!
Tiba tiba saja suara handphone berbunyi, Richard segera mengambil handphone yang tergeletak pasrah di meja rias. Ternyata, bosnya yang menelepon, menyuruh Richard cepat masuk kerja, karena ada pelangan yang sedang memerlukan jasa mereka.
Tiba tiba saja suara handphone berbunyi, Richard segera mengambil handphone yang tergeletak pasrah di meja rias. Ternyata, bosnya yang menelepon, menyuruh Richard cepat masuk kerja, karena ada pelangan yang sedang memerlukan jasa mereka.
Aku pun segera bangkit dan menyiapkan segala keperluan Richard, mulai dari pakaian sampai sarapannya, sedangkan Richard yang tengah asik mandi sebelumnya masih sempat memelukku dari belakang dan mengecup pipiku dengan lembut. Sungguh pagi yang sangat indah sekali.
Dalam waktu beberapa menit, Richard pun siap duduk dimeja makan dan menikmati sarapannya. Dia tidak banyak berbicara karena sudah terdesak oleh suara telepon tadi. Dengan gerakan kilat dia segera makan dan segera berangkat kerja, tidak lupa menyempatkan diri untuk memeluk dan menciumku dari belakang.
Rumah terasa sepi setelah kepergian Richard. Aku pun segera membuka laptop dan memeriksa apakah ada surat yang masuk, dan apakah naskah yang kukirim sudah ada pemberitahuan dari penerbit. Berjam jam tak terasa aku berlarut dalam dunia sosial media.
Tepat jam dua belas siang, aku menerima pesan dari Richard.
"Sayangku, selamat makan siang ya, Papi disini tengah makan bersama relasi, nanti malam mungkin akan pulang lebih malam dari biasanya".
Aku pun segera membalasnya.
"Ya, say, aku juga sedang menulis naskah yang akan kukirim ke penerbit besok. See you soon, I love u"
I love u too!, balas Richard dengan ditambahi emoticon yang lucu.
Sepanjang hari aku cuma sibuk menulis dan menulis, ntah sudah berapa banyak ide yang tertuang di tulisanku, tentang kehidupan perkawinan kami yang harmonis. Tentang kehidupan sosial ku yang menyenangkan. Tentang suamiku yang sungguh sangat romantis.
Tidak terasa malam pun datang, aku tengah sibuk mempersiapkan berbagai masakan yang sederhana. Masakan yang biasanya paling di sukai suamiku, Richard. Sambil menunggu aku mulai tenggelam dalam dunia internet yang makin semerawut dengan segala berita, tidak terasa sore mulai berganti malam…
Sebuah kecupan manis tiba tiba saja mendarat di pipiku, pelukan mesra dari belakang dan ciuman hangat segera membangunkanku. Rupanya dari tadi aku tertidur di depan laptop. Segera aku bangkit dan memeluk Richard sesaat, setelah itu aku pun mempersiapkan makanan yang ternyata sudah dingin, kulirik jam di dinding, ternyata sudah jam sebelas malam. Semua sayuran yang sudah dingin segera kupanaskan kembali untuk Richard yang kusayang itu. Namun setelah aku selesai memanaskan semuanya, aku mencari cari Richard yang tiba tiba saja hilang. Setelah semua ruangan kecil kami kutelusuri, ternyata aku menemukan Richard tengah tertidur lelap di dalam kamar kami. Mukanya yang pucat tampak begitu lelap. Aku tidak tega membangunkannya. Akhirnya aku membereskan semuanya dan ikut tidur juga disamping suami tersayangku itu. Tentunya tidak lupa mengecup dahinya, seperti kebiasaanku sehari hari.
Seperti biasanya aku memang suka bangun kesiangan, tapi hari ini aku betul betul kesiangan super parah, matahari terik sudah memasuki jendela kamarku dan saat kulirik jam di dinding, ternyata sudah menunjukkan jam 10 pagi. Aku segera melompat kaget kabur ke kamar mandi dan mempersiapkan diri untuk segera menyiapkan sarapan untuk kami berdua.
Setelah semua siap, aku pun berjalan masuk ke kamar kami yang kecil namun hangat dengan cinta kami. Sampai disana, aku tidak menemukan Richard. Aku pun terus mencari dan mencari ke seluruh ruangan rumah. Namun tidak ada bayangan Richard di mana mana.
Aku segera menelepon Richard, namun teleponnya tidak ada yang mengangkat, perasaanku mulai cemas dan gelisah. Setelah beberapa saat aku termangu dalam kesendirian, tiba tiba saja, telepon berdering di ruang tamu mengoyak lamunanku siang itu.
Astaga!, ternyata telepon itu datang dari perusahaan tempat Richard bekerja, sekretaris perusahaan menanyakan apakah Richard ada dirumah. Setelah beberapa pembicaraan akhirnya di ketahui bahwa Richard semalam bersama Kepala Perusahaan dan beberapa relasi pergi ke Brastagi untuk menyenangkan para relasi yang baru datang dari Jepang itu. Namun sampai sekarang tidak ada khabar dari Richard maupun Kepala Perusahaan tersebut. Mendengar hal tersebut aku pun merasa heran karena jelas semalam Richard pulang kerumah. Hal tersebut tidak kuutarakan kepada beliau. Namun beliau Cuma berpesan, jika sudah ada khabar dari Richard, tolong hubungi mereka. Aku pun menyanggupi permintaan dari sekretaris perusahaan tempat Richard bekerja. Setelah itu, aku duduk diam dalam segala kebingungan.
Satu persatu relasi Richard kuhubungi, tak lupa teman teman dan saudaranya juga ku hubungi, namun hasilnya nihil. Tidak terasa sore pun berganti malam. Dan lagi lagi aku tertidur di depan laptop tempat aku bekerja.
SERIAL VANIA DAN RICHARD
- TERIMA KASIH TUHAN, AKU MENEMUKANMU!, Part 1
- TERIMA KASIH TUHAN, AKU MENEMUKANMU!, Part 2
- TERIMA KASIH TUHAN, AKU MENEMUKANMU!, Part 3
- TERIMA KASIH TUHAN, AKU MENEMUKANMU!, Part 4
- TERIMA KASIH TUHAN, AKU MENEMUKANMU!, Part 5
- TERIMA KASIH TUHAN, AKU MENEMUKANMU!, Part 6
- TERIMA KASIH TUHAN, AKU MENEMUKANMU!, Part 7