Donasi : Bank BCA -- No. Rek, 8305-11-8393 --- A/N : ARINI

TERIMA KASIH TUHAN, AKU MENEMUKANMU!, Part 2


Lembut...

Ada sesuatu  yang lembut di pipiku..

Aku membuka mataku dengan perlahan. Kecupan lembut itu membangunku dari mimpi yang berkepanjangan, anehnya kecupan Richard malam ini berbeda dari biasanya, terasa dingin sekali.

Kupandang wajahnya yang pucat, badannya tampak menggigil kedinginan. Aku yang melihatnya menjadi kaget dan segera membawanya duduk di ruang tamu. Kemudian aku segera pergi hendak menyiapkan air hangat dan makanan hangat untuk Richard. Namun………. Richard menahanku dengan pelukannya, hari ini tidak seperti biasa, Richard nampak begitu aneh, dengan segala kerinduan dia mendekapku erat, sungguh badannya terasa beku dan dingin. Begitu dinginnya sampai aku juga ikut menggigil.


Ada apa, Pi?” tanyaku masih dalam kebingungan, namun Richard  tidak menjawab apa apa, dia Cuma mendekapku dengan mesra dan erat, sampai suara telepon memecahkan keheningan di rumah kami.

“Bentar, Pi. Ada yang menelepon” , Aku berusaha melepaskan diri dari pelukan Richard yang erat itu, namun Richard tidak membiarkanku lepas dari dekapannya, dia terus memelukku dan menciumku dengan mesra. Aku Cuma bisa mengikuti kehendaknya, tanpa terasa malam berganti pagi lagi.

Lagi lagi aku terlambat bangun!, batinku.  

Tidak biasanya Richard tidak membangunkanku dengan kecupan hangatnya di pagi hari.  Aku pun segera bangkit dan mencari Richard. Seperti pagi sebelumnya, aku mencarinya kemana mana dan tidak menemukan siapapun di dalam rumah. Aku pun mulai merasa heran, sesungguhnya ada apakah gerangan. Hatiku mulai merasa cemas, ada sesuatu firasat yang tidak bagus terbersit di dalam benakku, namun aku tidak tau apakah itu.

Tiba tiba saja suara  telepon diruang tamu membelah keheningan siang itu, aku menjadi kaget dan berlari keruang tamu secepat mungkin. 

"ya! dengan Vania disini!" 

"Apa?" 

Telepon itu terlepas dari tanganku, aku terduduk lemas di lantai yang dingin. 

Dalam keheningan siang itu berganti dengan isak tangis diriku yang memilukan. Kenapa tidak?  Pihak perusahaan Richard baru saja mengabarkan bahwa, Mobil perusahaan telah ditemukan di pinggiran jurang Brastagi, dan hanya sopir dan Kepala Perusahaan yang mayatnya terindetifikasi di mobil, sedangkan mayat lainnya hilang entah kemana. Karena sewaktu mobil ditemukan dalam keadaan pintu terbuka dan mobil terbalik. Jadi kemungkinan penumpang  yang berada di pintu ke dua jatuh kedalam jurang. 

Ternyata malam saat mereka berangkat, terjadi kecelakaan yang mengerikan tersebut, namun karena lokasi tempat kecelakaan itu sangatlah terpencil, dan berkat informasi dari penduduk setempat, pihak kepolisian akhirnya menemukan  tempat kecelakaan tersebut dan menghubungi pihak perusahaan Richard, dimana identitas perusahaan mereka di temukan pihak berwajib terselip di dalam kantung baju mayat yang mereka temukan di mobil.

Aku masih terduduk lemas di lantai, telepon yang mengabarkan keadaan Richard tetap saja tergantung disana. Aku tidak mampu lagi berkata kata, air mataku merembes ke pipiku, aku menangis sepuas puasnya. Hingga aku tidak sadarkan diri siang sudah berganti malam.  Air mataku terus terusan mengalir di pipi. Aku mencoba untuk berdiri, namun kemudian badanku terhempas kembali ke lantai yang dingin, pandanganku mulai kabur dan semuanya terlihat semakin gelap dan semakin gelap....


Dingin….

Gelap…

Begitu sunyi.........

Adasesuatu yang bergerak dari ujung sana, warnanya putih, dari setitik kecil, lambat laun menjadi besar sebesar bentuk badan manusia. dan Bentuk itu lambat laun menjadi sosok Richard. 

Sosok Richard memakai baju putih dan tampak sangat ganteng sekali, wajahnya bersih, senyuman yang hangat selalu membelai perasaanku yang sangat penuh dengan cinta akan dirinya. Richard membuka kedua tangannya dan aku segera menghambur kedalam dekapannya, aku tidak bisa berkata apa apa lagi, hanya tangisan lega memenuhi pertemuan kami, Richard membelai rambutku dengan mesra, dia tidak berkata apa apa, hanya mendekapku dengan mesra dan menciumku dengan hangat seperti biasanya. Dan saat itu sekujur badan Richard mengeluarkan sinar putih yang terang sekali, sangat terang sampai aku tak kuasa untuk membuka mataku. 


Comments
2 Comments
>

Arini