![]() |
Mengalir Bersama Arus
MASALAH KRITIS DAN
PEMECAHANNYA
By. Ajahn
Brahm
Seorang biksu bijak, yang telah bertahun-tahun saya
kenal, tengah bergerak jalan bersama seorang kawan lamanya di sebuah padang.
Pada penghujung senja yang terik, mereka tiba di bentangan yang sangat indah
dari sebuah pantai yang tersembunyi. Sekalipun ada peraturan bahwa biksu
dilarang berenang untuk bersenang-senang, tetapi air biru menggodanya dan dia
perlu mendinginkan tubuh selepas perjalanan panjang, jadi dia melepas jubahnya
dan pergi berenang.
Saat dia masih muda sebagai umat awam, dia adalah
perenang yang tangguh. Namun sekarang,
setelah begitu lama menjadi biksu, sudah bertahun-tahun dia tidak pernah
berenang lagi. Tak berapa lama setelah dia menceburkan diri kedalam ombak yang
bergelora, dia terperangkap di tengah ombak pasang yang kuat yang mulai
menyeretnya ke tengah laut. Nantinya dia baru diberitahu bahwa pantai itu
sangat berbahaya karena arusnya yang ganas.
Mulanya, biksu tsb mencoba berenang melawan arus. Dia
segera sadar bahwa arus itu terlalu kuat baginya. Latihan-latihan yang selama
ini dia jalani sekarang datang sebagai
penolongnya. Dia lalu bersikap santai, melepas, dan mengalir bersama arus.
Sebuah tindakan yang memerlukan keberanian besar untuk
dapat bersikap santai dalam situasi
seperti itu, tatkala dia melihat garis pantai terus menjauh. Dia berada ratusan
meter dari daratan ketika kekuatan arus mulai berkurang. Barulah sesudah itu
dia mulai berenang menjauhi ombang pasang menuju garis pantai.
Dia bercerita kepada saya bahwa berenang kembali ke
pantai benar-benar menguras habis seluruh tenanganya. Dia mencapai daratan
dalam keadaan amat kelelahan. Dia yakin bahwa jika dia terus mencoba melawan
arus, arus itu pasti sudah mengalahkannya. Dia akan terseret ke tengah laut,
sama halnya kalau dia mengikuti arus, tetapi dengan tenaga yang sudah terkuras
habis sehingga tidak memungkinkan baginya untuk berenang kembali ke pantai.
Jika saja dia tak membiarkan dan mengalir bersama arus, dia yakin dia pasti
sudah tenggelam.
Cerita tersebut menunjukkan bahwa pepatah, "Ketika tak
ada yang perlu dilakukan, ya jangan ngapa-ngapain," bukanlah teori
khayalan. Malahan, itu bisa menjadi kebijaksanaan penyelamat kehidupan. Ketika
arus terlalu kuat bagi Anda, itulah saatnya untuk mengalir bersama arus. Ketika
Anda mampu bertindak dengan efektif, itulah saatnya untuk mengerahkan upaya.
Sumber :
dapatkan buku ini di toko toko buku terdekat