Pagi itu ketika Arini masuk kedalam kelas, semuanya teman sekelasnya bersorak dengan keras, “Cieeeeeeeeeeeee!” seru mereka serempak.
Arini segera melihat kearah mereka dengan perasaan aneh, ada apakah gerangan batinnya.
“Semalam kemana, Ar?” Donna, salah satu sahabat dekat Arini berkata sambil menepuk bahunya dengan keras.
“Lha, gak kemana mana, Donna. Emangnya kemana?” Arini menjawab dengan bingung, perasaan dia gak kemana mana semalam.
“Ala …, masih gak mau ngaku dia, ha.. ha.. ha…” Sahabat sekelas yang lain mulai ngeledek Arini dengan suara keras. Semuanya berkumpul mengerumuni Arini bak selebritis yang sedang naik daun.
“Benerin, nih. Semalam tidak kemana mana, emangnya kenapa?” tanya Arini masih kelihatan bingung.
“Anto melihatmu semalam bersama dengan si Iwan, abis kemana kalian berdua, hah?” tanya Donna lagi sambil menepuk bahu Arini dengan sangat keras.
“Apa??? “ mata Arini terbelalak dengan lebar. “Anto yang ngomong?” Arini langsung menyerbu Anto dan menarik bajunya dari belakang, Anto segera berusaha kabur, namun bajunya kepegang juga sama Arini. Asli satu kelas ketawa semua melihat kejadian tersebut. Habislah rambut Anton di acak acak sama Arini. Sudah rahasia umum kalau Anton ini memang suka sekali mengganggu Arini, padahal anaknya sudah galak gitu juga di gangguin, habislah.
Setiap hari selalu ada saja yang lucu di kelas ini, terutama pertengkaran Arini dan Anton. Tidak lama kemudian masuk Iwan, anaknya manis dan sedikit feminim.
“Nah, orangnya datang!” suara keras membahana, lagi lagi, Arini di ledekin.
“Apa?, mau kusikat lagi,kamu. Hah? Dengan mata melotot, dan wajah yang garang, Arini melesat bak panah di busur Arjuna. Kali ini Anton berhasil lari ke WC dan segera mengunci pintunya dari dalam. Alhasil Arini ngamuk ngamuk di luar kamar mandi.
“Hah, beraninya sembunyi, awas kalo kamu berani keluar ya!” seru Arini sambil mengunci pintu kamar mandi dari luar.
“Waduh… waduhhh.. ampun Ar, Ampun….” Anton panik di dalam menjerit jerit menggedor pintu wc dan berteriak dengan keras. Alhasil, gara gara itu, para guru muncul di lantai tiga untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
………..
Arini masih saja cemberut sambil menatap jendela ruang kantor guru, perasaannya masih kesal sekali. Sedangkan Anton yang kurus menjulang tinggi di sampingnya terlihat gelisah. Akhirnya mereka berdua di hukum berdiri selama satu pelajaran.
“Ar,”
“APA?!!” jawab Arini keras. Anton kaget sampai melompat.
Melihat kejadian itu Arini menjadi geli dan ketawa lepas, yah, beginilah Arini, tidak pernah bisa marah lama lama kepada Anton. Sudah menjadi rahasia umum kalau mereka selalu begitu setiap hari, dimana ada Anton disitulah ada Arini.
“Maaf ya Ar, becanda aja” Anto minta maaf.
“Males!”
“Ayolah…”
“Emoh!”
“Ng………..?”
”Apa???”
“Kamu cantik kalau marah…” Anton mencoba merayu.
“Edan!” Arini masih juga cemberut sambil melihat kearah luar jendela. Tampak teman teman sekelas pada melihat ke arah mereka. Arini merasa malu sekali. Mukanya merah, rasanya terbakar sampai keujung ujung.