Donasi : Bank BCA -- No. Rek, 8305-11-8393 --- A/N : ARINI

LAGI LAGI GATOT! part 2


“Ar…, “ Anto mulai berani memegang tangan Arini. Arini kaget dan segera menghentak tangannya lepas dari Anton, tapi Anton tetap berusaha memegang tangannya itu dengan erat sekali. Alhasil Arini tidak dapat bergerak lagi sekarang, kedua tangannya di pegang oleh Anton. Arini  masih juga berusaha untuk memasang muka galak.


“Maaf ya, Ar. Jangan ,marah lagi, saya Cuma becanda. “ Anto berkata serisu sambil menatap dalam dalam mata Arini yang kala itu mukanya bersemu merah sekali.

“Sudah, lepas!” Arini mulai berteriak. Untunglah saat itu ruang guru tengah sepi, dan letaknya memang agak terpencil dari bangunan bangunan lain.

Dunk!! Arini menyepak kaki Anto dengan keras. “Rasain lu!” jeritnya sambil berusaha melepaskan diri dari pengangan Anton. Sungguh, Arini tidak menyadari betapa kuatnya Anton yang selama ini selalu di hajarnya, rupanya selama ini Anton Cuma mengalah padanya. Muka Arini bersemu merah sekali, jantungnya berdebar dengan sangat kencang.

Anton menjadi semakin menjadi, gemas melihat muka Arini yang memerah tidak seperti biasanya membuat Anton menjadi semakin berani untuk mengganggunya. Arini kemudian di sorongnya sampai rapat ke dinding.

“Aku minta maaf, Arini, aku Cuma becanda, jangan marah begitu!” tatap Anton dengan tatapan teduh, tapi kali ini dia benar benar tidak mau melepaskan Arini lagi, jantungnya berdebar dengan keras dan perasaan panas menjalar mulai dari wajah hingga ke seluruh badannya.  Saat itu ia melihat Arini yang biasanya galak, menjadi begitu cantik sekali.

“Ya, aku maafin! Lepaskan aku!” Arini terus berontak, sambil menendang nendang kaki Anton.

“Aduh,, aduh…!” Anton melepaskan pegangannya sambil mengelus kakinya yang di sepak Arini dengan keras.

Arini masih belum berani melihat Anton, mukanya merah sekali, memandang kearah luar jendela. Mukanya masih di pasang sangar.

“Ar….!” Panggil Anton pelan. Mulai mendekat lagi.

Arini menoleh ke belakang, “Awas, jangan mendekat lagi atau kutendang lagi kamu, kesel banget gue!” Arini ambil ancang ancang untuk menendang lagi.

“Ya..ya.. sorry”  

Akhirnya mereka sama sama berdiri saling membelakangi. Diam seribu bahasa.

“Ar…!”
“Ya..!”

“Eh, “ Anton kaget melihat Arini sudah tidak marah lagi. Mukanya juga tidak semerah tadi lagi.  “Gue pengen ngomong sesuatu, Ar..”

“Ngomong aja!” jawab Ar cuek sambil melambaikan tangan kepada Donna yang masih saja memperhatikan Arini dari ujung kelas sana.

Anton jadi termangu, dia pengen bilang  bahwa dia sangat menyukai Arini dan ingin sekali menjadi pacar Arini. Soalnya tuh anak, galak galak banyak penggemarnya, takut kesalip sama cowok lain.

Gimana ya…….., masih juga Anton termangu ntah mau gimana ngomongnya, namun waktu terus berjalan tidak memihak kepada Anton.

Tiba tiba saja guru masuk ke dalam ruangan dan berkata. “ Ya, waktu hukuman kalian sudah habis, “

Anton lemas terduduk,  lagi lagi gatot, gagal total!

“Trims, pak!” Arini segera melesat meninggalkan ruangan sambil meleletkan lidahnya kepada Anton.

Lha, lihat betapa menggemaskan anak satu itu, Anton  menjadi semakin jatuh cinta.
Comments
0 Comments
>

Arini