Donasi : Bank BCA -- No. Rek, 8305-11-8393 --- A/N : ARINI

Agama Buddha Sesungguhnya Bukan Pemuja Berhala






DIKUTIP DARI BUKU : MENTALITAS BUDDHIS
Transkrip Ceramah Dhamma Bhikkhu Utomo Mahathera
TELADAN BODHISATTA AVALOKITESVARA
BY. Bhikkhu Uttamo Mahathera


Namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhassa.
Namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhassa.
Namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhassa.

Saudara saudara yang berbahagia, pada malam hari ini kita bersama-sama memulai suatu upacara dalam rangka menyambut tercapainya kesempurnaanm Bodhisatta Avalokitesvara. Saudara saudara, memang kita sebagai umat Buddha tidak terlepas mengadakan upacara upacara, pada pujaan kita. Salah satunya  pada malam hari ini adalah Avalokitesvara Bodhisatta.

Pada  saat kita melakukan upacara semacam ini, sebenarnya ada satu hal yang perlu kita renungkan bersama, yaitu adalah, bukan hanya kesempurnaan Bodhisatta Avalokitesvara saja kita perhatikan, tetapi bagaimana kita menyikapi, bagaimana prilaku kita seharusnya sebagai seorang umat Buddha yang melihat Bodhisatta Avalokitesvara sebagai pujaan kita.

Saudara- saudara, Agama Buddha ini sesungguhnya bukan pemuja berhala, banyak sekali pandangan keliru tentang umat Buddha, bahwa umat  Buddha ini dianggap memuja berhala, kenapa demikian?

Karena kadang kadang seseorang melihat seorang umat Buddha bersujud di  depan patung Sang Buddha, proses bersujud itu dianggap sebagai menyembah berhala. Padahal di dalam pengertian penyembahan berhala itu sendiri, kalau kita melihat satu patung tertentu, atau benda pujaan tertentu bisa berupa batu, bisa berupa pohon, bisa berupa keris, bisa berupa tombak, bisa berupa sandal kakeknya, bisa berupa gigi palsu neneknya, pada saat kita sembahyang terus kita meminta sesuatu.

Misalnya kepada keris, lalu kita minta, “O, keris kalau bisa tolong rumah saya dilindungi dari segala macam gangguan”. Kalau memang keris bisa melindungi Anda dari segala macam gangguan saya kira itu adalah zaman dahulu, zaman sekarang yang bisa melindungi Anda dari segala macam gangguan bukan lagi keris, tapi pistol, senapan M16.

Jadi zaman sekarang, granat termasuk melindungi kita, sehingga sembahyangan dengan keris sudah bukan musimnya, jadi Anda boleh menyembahyangi pistol, M16, kalau Anda mempunyai sedikit uang lagi,  pesawat tempur di sembahyangi, pasti bisa melindungi kita.

Kalau keris saja  sudah kuno, cerulit kalah sama pistol,  karena itu kita bukan menyembah berhala dengan  menyembah patung meminta rezeki, berkah, keselamatan, tetapi kita menghormat kepada Bodhisatta Avalokitesvara ini adalah dengan satu pola pemikiran, “Apakah yang bisa saya tiru? Apakah yang bisa saya contoh? Apakah yang bisa saya teladani dari prilaku Bodhisatta Avalokitesvara?”. Ini yang paling penting. Jadi kita tidak meminta.

Ada orang  dulu mengatakan begini,”Wahh,  saya mau minta selamat dengan patung A”, saya mengatakan, kalau patung ini bisa menyelamatkan coba dorong patungnya, patah tidak lehernya? Kalau masih patah, masih rusak, itu namanya tidak bisa menyelamatkan, karena bila ia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri bagaimana bisa menyelamatkan orang lain?

“O, saya mau minta segala macam kelancaran kepada patung”. Coba tanya, patungnya datang ke satu tempat itu di gotong orang atau datang sendiri? Kalau masih di gotong orang, berarti belum lancar. Bagaimana yang belum bisa melancarkan dirinya sendiri mau diminta melancarkan orang lain?

Oleh karena itu saudara- saudara,  seorang umat Buddha memuja Buddha Rupang itu dengan satu pemikiran bahwa saya akan meniru prilaku, dan sikap yang di tunjukkan oleh pujaan kita.

Hal ini sebenarnya hampir sama dengan kalau Anda memasang, misalnya foto atau poster Michael Jackson. Apa yang Anda pikirkan dengan Michael Jackson? Anda akan melihat  gayanya berpakaian, gaya potongan rambutnya, actionnya di  panggung, itu sebetulnya yang hendak kita tiru. Anda  punya poster poster bintang film yang lain, apa sebetulnya tujuannya? Anda ingin meniru! Mukanya sudah mirip belum ya? Gayaberpakaian sudah mirip betul ya? Itu sebetulnya yang Anda tiru.

Sekarang kita menghormat pada patung patung Sang Buddha, Bodhisatta Avalokitesvara itu juga tujuannya adalah meniru. Nah, Saudara- saudara, pada malam hari ini saat kita merayakan bersama Bodhisatta Avalokitesvara mencapai penerangan sempurna, prilaku  apa yang sekarang harus kita siapkan, yang harus kita perhatikan, yang harus kita ubah, supaya kita layak menghormati Bodhisatta Avalokitesvara?



NB. Bila Anda ingin mendapatkan buku-buku Dhamma yang kami publikasikan atau ingin membantu dana dalam penerbitan buku-buku Dhamma yang semuanya dibagikan secara Cuma-cuma, silakan hubungi kami lewat eMail : nyanasamwara@gmail.com atau langsung hubungi +628126079518. Untuk mendapatkan publikasi kami, Anda juga dapat langsung mengunjungi Counter Publikasi kami.

Comments
0 Comments
>

Arini