Pada kisah sebelum ini saya bercerita mengenai orang-orang yang "bekerja" bersama saya di penjara, tetapi pesannya berlaku juga bagi siapa pun "yang mendekam" dalam penjara rasa bersalah. "Kejahatan" yang menyebabkan kita merasa bersalah - apa lagi yang telah kita lakukan pada hari itu, pada tahun itu, dalam hidup ini?
Dapatkah kita melihat batu bata lain di tembok?
Dapatkah kita memandang melampaui perbuatan bodoh kita yang menyebabkan perasaan bersalah kita?
Jika kita terlalu lama terfokus pada perbuatan-perbuatan "Kelas B" kita mungkin akan menjadi seorang manusia "Kelas B". Itulah sebabnya mengapa kita tetap mengulang kesalahan-kesalahan kita dan menimbun perasaan bersalah kita. Tetapi bila kita melihat bagian lain dari kehidupan kita, bata lain di tembok kita, ketika kita meraih sudut pandang yang realistik, maka pandangan cerah yang menakjubkan akan merekah bagai sekuntum bunga di hati - kita layak dimaafkan.
Dapatkah kita melihat batu bata lain di tembok?
Dapatkah kita memandang melampaui perbuatan bodoh kita yang menyebabkan perasaan bersalah kita?
Jika kita terlalu lama terfokus pada perbuatan-perbuatan "Kelas B" kita mungkin akan menjadi seorang manusia "Kelas B". Itulah sebabnya mengapa kita tetap mengulang kesalahan-kesalahan kita dan menimbun perasaan bersalah kita. Tetapi bila kita melihat bagian lain dari kehidupan kita, bata lain di tembok kita, ketika kita meraih sudut pandang yang realistik, maka pandangan cerah yang menakjubkan akan merekah bagai sekuntum bunga di hati - kita layak dimaafkan.