Donasi : Bank BCA -- No. Rek, 8305-11-8393 --- A/N : ARINI

Petikan Kata-Kata Bhikkhu Uttamo part 13





Petikan Kata
dari Berbagai
Ceramah Dhamma Bhikkhu Uttamo
Kiriman Bodhi Buddhist Center Indonesia
Dari Buku:
Joyful Moments
365 Renungan Bhikkhu Uttamo Mahathera
(2010)

DESEMBER



1
Manfaat ajaran Sang Buddha bukan tergantung pada profesi seseorang melainkan pada kemauan seseorang untuk melaksanakan pengendalian diri sehingga melihat proses hidup sebagaimana adanya.


2
Dengan mengingat tujuan hidup, seseorang akan selalu berusaha melakukan suatu perbuatan berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya, bukan karena pengaruh lingkungan.

3
Dalam kehidupan ini, kenyataan tidak selalu sama dengan keinginan, dan keinginan juga tidak selalu menjadi kenyataan. Seseorang tidak dapat mengubah kenyataan, ia hanya dapat mengubah keinginannya agar sesuai dengan kenyataan yang ada.

4
Oleh karena itu, seseorang harus selalu berusaha merelakan orang yang dicintainya melakukan segala sesuatu yang ia sukai. Dengan adanya kerelaan ini akan selalu tumbuh rasa bahagia melihat orang yang dicintainya berbahagia.

5
Memperbesar suatu usaha adalah hal yang wajar dilakukan, namun menjual barang dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar pada umumnya adalah merupakan
tindakan yang kurang sesuai dengan Dhamma.

6
Apabila si anak mampu menjadi bhikkhu yang baik serta mampu melatih diri sehingga mencapai kesucian, maka sebagai orang tua yang telah mengijinkan anaknya menjadi bhikkhu tersebut akan memiliki kamma baik yang luar biasa.

7
Tujuan hidup seseorang umat Buddha adalah untuk bahagia dalam kehidupan ini, bahagia dikehidupan berikutnya yaitu terlahir disalah satu dari 26 alam surga, bahagia karena dapat terbebas dari ketamakan, kebencian dan kegelapan batin atau mencapai kesucian Nibbana.

8
Dalam pengertian Dhamma, manusia bukanlah hasil penciptaan. Manusia adalah hasil suatu proses evolusi yang cukup panjang. Karena manusia bukan hasil ciptaan maka manusia mempunyai hak untuk merumuskan sendiri tujuan hidupnya.

9
Pikiran terakhir sesaat sebelum seseorang meninggal memang sangat menentukan alam kelahirannya yang akan datang.

10
Seseorang hendaknya tidak hanya mengeluhkan sikap lingkungan terhadap dirinya. Ia hendaknya juga merenungkan dengan baik : “Kualitas hidup apakah yang harus lebih ditingkatkan dan dikembangkan dalam diri agar lingkungan dapat menerima diri kita dengan baik.”

11
Kebahagiaan berasal dari cara berpikir. Oleh karena itu, seseorang yang dapat mengendalikan pikirannya akan mendapatkan kebahagiaan dimanapun ia berada.

12
Semakin tinggi kualitas batin dan pemahaman orang itu akan kebenaran hukum Kamma, maka semakin berkurang pula kebiasaannya merumuskan bentuk kebahagiaan yang diharapkan setelah ia melakukan suatu kebajikan.

13
Kejengkelan dapat timbul karena matangnya buah kamma buruk yang dimiliki. Kebencian berarti menanam kamma buruk yang baru.

14
Seseorang makan adalah untuk bertahan hidup. Hidup bukan untuk makan.

15
Pernah diceritakan dalam Dhamma bahwa kecilnya kemungkinan terlahir sebagai manusia digambarkan sebagai debu yang menempel di kuku dibandingkan dengan sedemikian banyak debu yang ada diseluruh dunia. Oleh karena itu, diharapkan apabila suatu makhluk telah terlahir sebagai manusia, ia hendaknya tidak menyia -nyiakan kehidupannya dengan selalu berbuat baik melalui badan, ucapan serta pikirannya.

16
Dana Dhamma adalah dana yang tertinggi maknanya karena akan membuat orang lain menjadi mengerti Dhamma dan mungkin mencapai kesucian pula.

17
Doa hanya akan memberikan manfaat untuk seseorang apabila memang kamma baik orang tersebut mendukung. Tanpa dukungan karma baik orang yang didoakan, doa sebanyak dan selama apapun juga tidak akan memberikan manfaat kepadanya.

18
Dalam pengertian Dhamma, hari baik itu adalah hari pada saat seseorang mempunyai kesempatan untuk berbuat baik dengan badan, ucapan maupun pikirannya, sedangkan hari buruk adalah hari ketika seseorang telah melakukan perbuatan buruk atau jahat dengan badan, ucapan maupun pikirannya.

19
Dengan pemahaman yang baik akan ketidakkekalan ini seseorang akan dapat menerima kenyataan apabila ia berpisah dengan segala hal yang dicintainya, demikian pula ketika ia bertemu dengan berbagai hal yang tidak disukainya. Dengan demikian, kemelekatan akan dapat dikurangi sedikit demi sedikit.

20
Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Memiliki sesuatu pasti akan kehilangan. Adanya kelahiran akan menyebabkan timbulnya kematian, demikian seterusnya.

21
Seseorang tidak akan mendapatkan kebahagiaan walaupun telah mengucapkan tekad serta harapannya berkali – kali apabila ia tidak terlebih dahulu memperbanyak kebajikan dengan mengembangkan kerelaan, kemoralan serta konsentrasi.

22
Adalah hal wajar untuk orang yang batinnya belum bersih dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin apabila ia tertarik dengan berbagai hal yang menyenangkan indrianya. Dalam tahap ini, seseorang umat Buddha hendaknya dapat melatih diri dengan melaksanakan kemoralan.

23
Seseorang umat Buddha bisa dan boleh saja mempercayai tradisi maupun hasil kebudayaan seperti fengshui maupun ramalan, namun janganlah mempunyai anggapan bahwa segalanya itu mutlak benar ataupun salah.

24
Menghadapi cita – cita di masa depan maupun segala suka duka di masa yang akan datang, seseorang hendaknya tetap berusaha menyadari bahwa segala bentuk kebahagiaan dan pencapaian cita – cita tersebut hanya akan dapat terjadi apabila seseorang melakukan suatu tindakan tepat pada saat ini.

25
Dengan usaha meningkatkan nilai positif dan memperbaiki nilai negatif yang ada pada diri seseorang di masa sekarang ini akan mewujudkan kebahagiaan hidup di masa depan

26
Kemelekatan ini dapat digambarkan sebagai perasaan yang sangat tidak nyaman, ketika seseorang tidak bertemu atau berpisah dengan mereka yang dicintai. Inilah penderitaan. Inilah yang perlu dikendalikan, bahkan dilenyapkan dengan melaksanakan Buddha Dhamma.

27
Sebagai pemimpin apabila mendapatkan perbedaan pendapat dan sikap, maka ia hendaknya mampu menimbang serta tidak segera menentang atau tidak menghalangi -halangi pendapat orang lain. Biarlah segalanya diselesaikan dengan musyawarah.

28
Ketidakmampuan orang menceritakan suatu kebenaran adalah seperti ketika ia berusaha menceritakan rasa durian kepada mereka yang belum pernah melihat dan merasakannya. Sehebat apapun ia merumuskan rasa durian tersebut pasti akan tetap timbul perbedaan pengertian pada pendengarnya.

29
Seorang pemimpin hendaknya bisa bersikap ramah tamah dan sopan santun kepada siapapun juga, bahkan kepada musuhnya sekalipun. Karena memang pemimpin adalah orang yang bisa menguasai dirinya sendiri, bukan menjadi penguasa untuk orang lain.

30
Seorang pemimpin hendaknya bersikap netral sehingga ia terbebas dari rasa dendam, kebencian, keinginan jahat maupun sikap bermusuhan kepada berbagai fihak disekitarnya.

31
Cinta kasih diperlukan untuk bergaul dan berbicara agar tidak ada perkataan maupun perbuatan yang dapat menyakiti perasaan teman yang berada di sekitar.




http://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kiriman-rofin-bodhikusalo/
Comments
0 Comments
>

Arini