Donasi : Bank BCA -- No. Rek, 8305-11-8393 --- A/N : ARINI

Petikan Kata-Kata Bhikkhu Uttamo part 12


Petikan Kata

dari Berbagai
Ceramah Dhamma Bhikkhu Uttamo
Kiriman Bodhi Buddhist Center Indonesia
Dari Buku:
Joyful Moments
365 Renungan Bhikkhu Uttamo Mahathera
(2010)

NOVEMBER



1
Seseorang yang memiliki niat buruk dalam melakukan atau mengucapkan sesuatu, ia sesungguhnya telah berbuat kamma buruk.
Sebaliknya, orang yang memiliki niat baik untuk melakukan atau mengucapkan sesuatu, ia termasuk telah berbuat kamma baik.


2
Bila kita sedang mengalami penderitaan, maka kita janganlah bosan menanamkan kebajikan agar kamma buruk yang kita alami segera berlalu.

3
Sesungguhnya memang diri sendiri itulah pelindung bagi diri sendiri. Suka dan duka yang kita alami adalah hasil perbuatan kita sendiri. Sebab oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula kejahatan dapat dihindarkan.

4
Mendengarkan Dhamma adalah ibarat memberikan tenaga tambahan pada batin seseorang yang mungkin lelah dalam menghadapi kenyataan hidup.

5
Kebiasaan mengembangkan ketamakan ini akan berbuah dalam bentuk kelahiran kembali yang terus berulang tiada hentinya.

6
Pelaksanaan Dhamma jauh lebih penting daripada hanya sekadar menghafalkannya.

7
Keakuan menjadikan seseorang merasa sebagai tokoh utama dalam hidup ini, tanpa dirinya seakan dunia tidak akan berputar lagi. Padahal menurut Buddha Dhamma kehidupan ini sesungguhnya dicengkeram oleh Hukum Sebab dan Akibat. Artinya, seseorang mampu mencapai kondisi seperti saat ini pasti ada sebabnya.

8
Merasakan manfaat Dhamma secara nyata hendaknya menjadi semangat untuk menceritakan dan mendorong orang lain agar melaksanakan Dhamma dengan baik pula.

9
Menyadari pencurian itu sebagai kesalahan dan kemudian mengembalikan barang itu ke pemiliknya adalah merupakan kebajikan.

10
Seseorang berbuat baik maupun buruk tidak bisa saling dikompensasikan.

11
Seseorang hendaknya memahami bahwa segala sesuatu yang ia lakukan akan ia petik pula buah perbuatannya.

12
Pokok ajaran Sang Buddha yang disebut sebagai Buddha Dhamma adalah bertujuan untuk memahami segala sesuatu sebagaimana adanya, selalu berubah dan berproses.

13
Di dalam Dhamma disebutkan bahwa ayah dan ibu adalah dewa yang ada di dalam rumah. Oleh karena itu, seorang anak hendaknya selalu mengasihi serta menyayangi orangtuanya agar ia dan orang tuanya akan selalu mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin.

14
Seseorang yang tidak melekat justru akan menyadari bahwa kehidupan sungguh sangat singkat. Saat ini ia masih hidup, namun mungkin ia akan meninggal pada saat berikutnya. Oleh karena itu, ia justru berusaha mempergunakan setiap waktu hidupnya untuk mengembangkan berbagai potensi diri, termasuk memperhatikan dan menolong mereka yang sedang menderita.

15
Seseorang hendaknya selalu berusaha dan terus berusaha untuk mengubah diri.

16
Agar seseorang mampu melaksanakan Dhamma dengan baik, ia harus selalu dilatih dan terus dilatih.

17
Hendaknya seseorang berbuat baik demi perbuatan baik itu sendiri.
Ibarat bunga, ia mekar demi mekarnya sendiri tanpa dipengaruhi oleh keinginan untuk dilihat maupun dipuji.

18
Kebahagiaan amatlah ditentukan oleh kondisi pikiran seseorang bukan hanya karena adanya objek diluar tubuhnya.

19
Jiwa yang kotor diibaratkan sebagai mutiara yang tertutup Lumpur.

20
Seseorang hendaknya selalu siap dan dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan yang sedang dihadapinya saat ini.

21
Nibbana dapat dicapai ketika manusia mampu mengembangkan kesadaran secara total sehingga ia terbebas dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin. Nibbana dapat dicapai ketika seseorang masih hidup didunia.

22
Perubahan sikap membutuhkan perjuangan keras dan siap untuk selalu bangkit dikala menghadapi kegagalan.

23
Umat Buddha yang mengenal dan mengerti Dhamma, ia tidak hanya ingin mendapatkan kebahagiaan duniawi dan surgawi saja, ia juga berusaha untuk mencapai kebahagiaan tertinggi yaitu nibbana.

24
Seseorang hendaknya menanamkan pengertian dalam pikirannya bahwa cinta sesungguhnya adalah memberi, bukan menuntut. Cinta adalah usaha untuk selalu memberikan kebahagiaan kepada mereka yang dicintainya.

25
Membebaskan batin dari kemelekatan dapat dicapai dengan memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu yang ada adalah tidak kekal.

26
Merasa mendapatkan ‘cobaan’ sebenarnya berasal dari pikirannya sendiri yang kadang memang sulit untuk mengalahkan diri sendiri. Oleh karena itu dalam Dhamma dinyatakan bahwa mengalahkan diri sendiri adalah merupakan hal yang bijaksana.

27
Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, seorang umat Buddha hendaknya dapat mengembangkan cinta kasih berdasarkan kebijaksanaan serta memiliki ketegasan dalam bertindak dan berbicara.

28
Perbuatan baik itu sesungguhnya tidak sulit dilakukan. Masalah utama yang sering menghambat adalah kemauan untuk berbuat baik yang tidak timbul setiap saat.

29
Dalam Dhamma, timbulnya perasaan suka maupun tidak suka dalam diri seseorang adalah merupakan hasil permainan pikiran sendiri yaitu keinginan. Jika keinginan dapat terpenuhi atau menjadi kenyataan, timbullah rasa suka. Sebaliknya, jika keinginan tidak terpenuhi atau tidak menjadi kenyataan, timbullah rasa tidak suka.

30
Sesungguhnya, perbuatan baik dapat dilakukan setiap saat dengan berbagai cara asalkan terdapat niat untuk melakukannya.



http://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kiriman-rofin-bodhikusalo/
Comments
0 Comments
>

Arini