Petikan Kata
dari Berbagai
Ceramah Dhamma Bhikkhu Uttamo
Kiriman Bodhi Buddhist Center Indonesia
Dari Buku:
Joyful Moments
365 Renungan Bhikkhu Uttamo Mahathera
(2010)

APRIL
1
Pikiran yang positif kadang bisa juga memberikan perubahan dalam diri seseorang.
2
Dalam kehidupan ini, hal yang penting bukanlah panjang pendeknya umur, melainkan berapa banyak Dhamma yang telah kita pelajari serta berapa dalam Dhamma yang telah kita laksanakan.
3
Di dalam kehidupan ini, kita bisa bertemu dan berkumpul dengan seseorang, itu karena ada ikatan kamma, di mana ada kemungkinan ada yang sedang menagih hutang atau sebaliknya.
4
Hendaknya kita melakukan dana (kerelaan), sila (kemoralan), dan samadhi (konsentrasi) seakan-akan ini adalah hari terakhir kita, besok kita tak akan hidup lagi.
5
Dengan mengenal Dhamma, mengenal Jalan Mulia Berunsur Delapan, sebetulnya kita telah mengenal Jalan Dhamma, Jalan Keselamatan.
6
Luka yang Anda goreskan ke seseorang tidak akan bisa menghilang hanya dengan meminta maaf, karena luka goresan itu akan selalu membekas.
7
Kebencian itu tidak akan menyelesaikan masalah, justru masalah itu bisa diselesaikan dengan cinta kasih.
8
Di dunia ini, begitu banyak orang baik yang kurang bijaksana sehingga mencelakai dirinya sendiri. Oleh karena itu kebijaksanaan sangatlah diperlukan dalam hidup ini.
9
Kita hendaknya merenungkan Dhamma itu agar dapat kita laksanakan di dalam kehidupan sehari-hari.
10
Siapapun yang memberikan pembabaran Dhamma janganlah dibeda-bedakan, hal yang terpenting adalah memperhatikan isi ceramah Dhamma-nya.
11
Kesibukan sesungguhnya dapat diatur sendiri, karena memang kita sendirilah yang membuat kesibukan.
12
Kalau kita dapat mengenal Dhamma dan mencicipinya walaupun hanya sejenak, berarti kita telah merasakan surga, surga kehidupan.
13
Orangtua tidak selalu benar, karena orangtua juga manusia.
14
Suatu hari kita mengenal Dhamma adalah lebih baik daripada tidak mengenal sama sekali.
15
Bahwa Anda semua datang bukan dengan kesempurnaan, ada kelebihan yang Anda miliki, tetapi juga ada kekurangan, dan kadang kekurangan Anda itulah kelebihan Anda.
16
Orang bijaksana yang mampu menyadari kebenaran ini adalah bagaikan lidah yang dapat merasakan sayur yang melewatinya sebelum masuk ke perut. Orang yang tidak
bijaksana hanya bagai sendok, menyendoki sayur ke mana-mana tetapi tidak pernah merasakan rasa sayur itu sendiri.
bijaksana hanya bagai sendok, menyendoki sayur ke mana-mana tetapi tidak pernah merasakan rasa sayur itu sendiri.
17
Di dalam agama Buddha, permasalahan bukan pada umur panjang ataupun pendek, mati muda ataupun mati tua, melainkan sejauh mana orang itu mampu mengisi kehidupannya dengan hal yang bermanfaat.
18
Seseorang bisa mengoptimalkan pikirannya ketika dia bisa melihat pikiran itu sebagaimana adanya.
19
Jika kita ke vihara, hendaknya bukan hanya badan jasmaninya saja yang datang, melainkan juga pikirannya, juga telinganya.
20
Penting tidaknya sesuatu kembali pada diri kita masing-masing. Makin bisa Anda membedakan yang penting dengan yang tidak penting, Anda makin bijaksana. Makin Anda tidak bisa membedakan sehingga Anda semakin sering terjebak di dalam kesulitan, berarti kebijaksanaan Anda harus dilatih dengan belajar dari berbagai kesulitan yang sudah dilewati.
Penting tidaknya sesuatu kembali pada diri kita masing-masing. Makin bisa Anda membedakan yang penting dengan yang tidak penting, Anda makin bijaksana. Makin Anda tidak bisa membedakan sehingga Anda semakin sering terjebak di dalam kesulitan, berarti kebijaksanaan Anda harus dilatih dengan belajar dari berbagai kesulitan yang sudah dilewati.
21
Apa yang Anda ungkapkan itu sesungguhnya menjadi cerminan dari batin Anda.
22
Keyakinan pada Buddha Dhamma dapat goyah karena pengertian akan Hukum Kamma masih belum terlalu dimengerti, masih kurang dalam melaksanakan Ajaran Sang Buddha.
23
Jadilah pelaku sejarah, jangan hanya jadi saksi sejarah.
24
Hidup ini sangat cepat, perubahan terjadi sangat cepat. Waktu sangat cepat, kematian bisa datang setiap saat.
25
Sukses adalah aktivitas, aktivitas untuk mencapai sesuatu tanpa kenal rasa takut, rasa putus asa, tetapi selalu berjuang, bahkan kalau bisa, menjadikan semua kegagalan yang kita alami sebagai pelajaran.
26
Berkah tidak memerlukan biaya.
27
Walaupun pasangan hidup kita yang salah, lalu apa salahnya jika kita tersenyum duluan, kita ngomong duluan. Kenapa kita harus gengsi? Pada saat kita bisa seperti itu, kita sudah jalani apa yang disebut sebagai kerelaan.
28
Bila kita menghormat pada para bhikkhu, tapi kita tidak bisa menghormat pada orangtua kita, maka sesungguhnya itu bukanlah berkah yang sesungguhnya.
29
Penuhilah batin Anda dengan berpikir “semoga semua makhluk berbahagia”, sehingga kita tidak tertarik untuk ikut mengotori batin kita dengan hal-hal yang tidak menyenangkan.
30
Sebagai umat Buddha jangan bangga hanya dengan agama, banggalah dengan perubahan Anda menjadi orang yang bermoral.
http://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kiriman-rofin-bodhikusalo/