Petikan Kata
dari Berbagai
Ceramah Dhamma Bhikkhu Uttamo
Kiriman Bodhi Buddhist Center Indonesia
Dari Buku:
Joyful Moments
365 Renungan Bhikkhu Uttamo Mahathera
(2010)

MEI
1
Agama Buddha bukan hanya sembahyang. Kalau kita beragama Buddha hanya puas dengan sembahyang saja, kita sesungguhnya baru setengah Buddhis, belum Buddhis yang sejati. Kita harus merubah perilaku sedikit demi sedikit. Agama Buddha adalah agama perubahan perilaku.
2
Jalinlah hubungan yang baik dengan siapapun juga, sehingga akhirnya begitu kita datang, orang-orang di sekitar kita senang.
3
Kita bisa mengubah kamma kita, karena sesungguhnya kamma itu adalah perbuatan kita sendiri. Melalui perbuatan yang kita lakukan dengan badan, ucapan dan pikiran dapat mengubah jalan hidup kita.
4
Sudahkah kita mengenalkan Dhamma pada orang lain? Di manapun kita berada, cobalah berusaha membuka diskusi Dhamma dengan rekan sekitar kita.
5
Ada sukses dari sudut yang berbeda, yaitu bahwa sukses itu kadang bukan karena tercapainya satu tujuan, tetapi sukses itu adalah ketika seseorang itu berani mengatasi kesulitan dalam mencapai tujuannya tersebut.
6
Bila kita tidak mengerti Dhamma, maka kita akan dapat menganggap hal yang penting sebagai yang tidak penting, dan hal yang tidak penting sebagai hal yang penting.
7
Sesungguhnya dalam kehidupan kita, bila kita berbicara akan dicela, diam pun akan dicela. Tidak ada seorangpun yang terbebas dari celaan.
8
Saat ini kita memang masih memiliki kehidupan, namun sampai kapan kita dapat memastikan diri masih akan terus hidup?
9
“Change your life now!” Ubahlah hidup Anda sekarang! Bukan fisiknya, tapi mentalitas kita.
10
Apa yang dianggap penting oleh seseorang mungkin dianggap tidak penting bagi yang lainnya, itu urusan kebijaksanaan yang berbeda. Tetapi kita masing-masing orang harus bisa membedakan, karena inilah sesungguhnya kebijaksanaan.
11
Terhambatnya komunikasi sering hanya karena kurang sabarnya satu pihak untuk memahami pihak lainnya.
12
Bila kita terlalu sering mendengar pujian, maka akan sulit bagi kita untuk membedakan apakah pujian itu sungguh-sungguh ataukah palsu.
13
Hendaknya kita selalu mengingat kelebihan pasangan hidup kita dan mau menerimanya sebagaimana adanya.
14
Kebahagiaan dapat dimunculkan dan penderitaan dapat dihindari asalkan mengetahui penyebab kebahagiaan dan penderitaan.
15
Hendaknya kita mampu memisahkan antara kritik yang membangun atau menghancurkan mental.
16
Tidak akan ada kekecewaan di kala menderita, tiada kesombongan di kala suka, karena orang telah menyadari bahwa segala suka dan duka yang dialami adalah hasil perbuatannya sendiri.
17
Lahir sebagai laki-laki atau wanita, lahir sempurna atau cacat, adalah merupakan hasil kerja “kamma yang melahirkan” berdasarkan timbunan kamma baik maupun buruk yang dimilikinya.
18
Orang yang otoriter cenderung tidak akan memperoleh kemajuan karena ia tidak dapat membuka pikirannya terhadap kebenaran yang ada di luar dirinya.
19
Ia hendaknya tidak hanya menyalahkan dan menyesali masa lalunya. Ia hendaknya justru meningkatkan kebajikan di masa sekarang agar dapat memperbaiki situasi hidupnya.
20
Kebencian tidak akan berakhir dengan kebencian, melainkan dengan kasih sayang.
21
Selain seseorang sering melakukan kebajikan kepada makhluk lain, sebaiknya ia juga selalu menumbuhkan kebahagiaan dengan melihat maupun mendengar orang lain melakukan kebajikan.
22
Kebencian yang diterima hendaknya tidak dibalas dengan sikap permusuhan.
23
Segala suka dan duka yang dialami oleh seseorang dalam kehidupan ini pastilah ada penyebabnya.
24
Penyebab seseorang terlahir di alam surga adalah karena pikiran baik dan timbunan kamma baik yang dimilikinya.
25
Apabila seseorang menjadi kecanduan rokok sehingga badannya merasa tidak nyaman kalau ia belum merokok, maka hal ini dapat digolongkan sebagai kemelekatan yang akan dapat memperpanjang proses kelahiran kembali.
26
Apabila seseorang sudah rajin beribadah namun perilakunya masih buruk, maka seharusnya ia lebih banyak lagi melakukan ibadah dengan menambah pengertian yang benar akan agamanya. Sebaliknya, orang yang sudah mempunyai perilaku baik, apabila ia rajin beribadah maka perilaku baiknya akan dapat ditingkatkan semaksimal mungkin.
27
Seseorang dapat berkumpul dengan orang lain tersebut tentulah ada penyebabnya.
28
Sesungguhnya setiap orang pasti dapat diajak berkomunikasi. Hal yang paling penting untuk mendukung keberhasilan komunikasi efektif adakah mengetahui cara dan waktu
berkomunikasi.
29
Seseorang hendaknya juga selalu berusaha memancarkan pikiran cinta kasih kepada mereka yang memusuhinya.
30
Apabila seseorang telah memilih agama Buddha, maka hendaknya ia juga melaksanakan Dhamma Ajaran Sang Buddha, bukan hanya sekadar dipercayai dan diisi dengan melakukan ritual keagamaan belaka.
31
Pergaulan dapat mempengaruhi perilaku seseorang; seperti daging busuk yang dibungkus daun, maka daun pembungkus itu pun akan ikut busuk.
http://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kiriman-rofin-bodhikusalo/