Dari: Ceria
Salim, Jakarta
Apakah
diperbolehkan dalam Buddha kalo kita melaksanakan mutih ( hanya makan nasi
putih dan minum air putih.
Mengenai
vegetarian, kok fleksible sekali yach (mungkin karena Buddha sendiri demokrat dan fleksible ke semua
orang). padahal kan kita sebagai Buddhis harusnya mengasihi sesama kita. (kok Buddhis banyak
aliran spt agama Islam-Kristen-Katolik, knapa tidak disatukan jadi 1 keluarga
aja)
Semoga semua
mahkluk berbahagia slalu sepanjang masa.
Jawaban:
Di dalam Agama
Buddha, karena tradisi yang telah dipercaya boleh saja dikerjakan, maka tentu saja mutih masih bisa dikerjakan
sesuai dengan yang diniatkan. Hal ini karena
tujuan Agama Buddha adalah mencapai kesucian yaitu terbebas dari ketamakan, kebencian dan kegelapan batin,
sedangkan tradisi lebih banyak tidak mengarahkan
untuk mencapai kesucian tersebut. Jadi, dengan sederhana, bukan karena cara makan seseorang bisa mencapai
kesucian, namun hanyalah karena cara berpikir.
Tentang
Vegetarian, memang Sang Buddha tidak pernah mengharuskan, artinya, siapapun yang ingin melatih bisa
melaksanakannya, namun bukanlah keharusan. Hal ini karena seperti pertanyaan sebelumnya,
bahwa suci dan tidak suci bukanlah tergantung
karena makanan, melainkan dari cara berpikir seseorang. Pikiran adalah pelopor segalanya.
Sedangkan
terdapat beberapa aliran Agama Buddha dalam masyarakat adalah karena Buddha Dhamma tidak menentang tradisi. Jadi,
setiap kali Buddha Dhamma masuk ke suatu
kelompok masyarakat, maka tercampurlah dengan tradisi setempat. Oleh karena itu, tampaknya Agama Buddha terdiri
dari banyak kelompok, padahal, pada dasarnya
intinya sama yaitu Ajaran Sang Buddha untuk mengurangi ketamakan, kebencian dan kegelapan batin.
Semoga
sekarang Anda sudah tidak bingung lagi.
Salam metta,
B. Uttamo
Sumber :
KUMPULAN 50
TANYA JAWAB (1)
Di Website
Buddhis ‘Samaggi Phala’
Oleh Bhikkhu
Uttamo
Artikel Buddhist lainnya klik disini |