Petikan Kata
dari Berbagai
Ceramah Dhamma Bhikkhu Uttamo
Kiriman Bodhi Buddhist Center Indonesia
Dari Buku:
Joyful Moments
365 Renungan Bhikkhu Uttamo Mahathera
(2010)
SEPTEMBER
1
Apabila kita ingin dicintai orang, mulailah dengan mencintainya. Cinta di sini bukanlah sekadar keinginan untuk menguasai, melainkan hasrat untuk membahagiakan orang yang dicintainya.
2
Dana yang paling sulit dalam hidup ini adalah men-dana-kan keakuan kita sendiri.
3
Menyakiti hati orang yang dicintai dengan kata-kata pedas sesungguhnya sama dengan menyakiti diri sendiri. Sebab, orang tentunya akan menjadi sedih apabila orang yang dicintainya juga sedang sedih.
4
Dalam hidup ini, siapapun pasti akan suka mendengar kata-kata yang halus, termasuk pula pasangan hidup. Tidak ada orang yang suka mendengar kata kasar, walaupun orang itu sendiri kasar kata-katanya.
5
Seseorang pada saat akan membagikan pengalaman Dhamma hendaknya memiliki tujuan. Salah satu tujuan pokok adalah untuk memberikan pengertian yang benar akan hakekat kehidupan.
6
Hendaknya ia selalu memperhatikan hal kecil yang mungkin akan dapat mengganggu kelancaran jalan hidup yang telah dipilihnya itu.
7
Kasihanilah mereka yang masih belum mengerti. Janganlah mereka dimusuhi. Berilah kesempatan kepada mereka untuk meningkatkan kualitas dirinya. Dengan memiliki pola pikir demikian akan membangkitkan semangat para umat Buddha membagikan Dhamma secara bijaksana dan penuh cinta kasih serta kesabaran.
8
Dalam kehidupan ini, apabila orang sudah mempunyai keyakinan untuk memilih satu jalan kehidupan, baik sebagai perumah-tangga maupun sebagai seorang bhikkhu,
maka hendaknya ia jalankan kehidupan yang telah dipilihnya itu dengan penuh semangat.
maka hendaknya ia jalankan kehidupan yang telah dipilihnya itu dengan penuh semangat.
9
Keberhasilan menganjurkan orang melaksanakan Dhamma adalah merupakan Dhammadana yang diakui akan memberikan buah terbesar melampaui segala bentuk pemberian lainnya.
10
Sang Buddha hanyalah penunjuk jalan, para umat sendirilah yang harus melaksanakannya.
11
Menceritakan secara sederhana pengalaman sendiri setelah melaksanakan Dhamma akan mendorong orang lain mengikutinya, juga menjadikan orang lain memiliki kesempatan mendapatkan pengalaman yang serupa, yaitu kebahagiaan.
12
Seseorang dihargai bukan karena banyaknya Dhamma yang dipelajari dan dimengerti, tetapi adalah dari seberapa banyak Dhamma yang telah dilaksanakan dalam hidupnya.
13
Ke manapun seseorang pergi, hendaknya ia dapat selalu menumbuhkan kedamaian dan kebahagiaan kepada semua orang bahkan kepada semua makhluk yang ada.
14
Barang bajakan, walaupun merupakan pemberian adalah tetap barang bajakan, tidak berubah status menjadi pemberian sehingga dapat dipergunakan secara bebas.
15
Dalam pandangan Dhamma seseorang disebut sebagai ber-Tuhan bukanlah karena ia memiliki kepercayaan kepada Tuhan, melainkan orang yang memiliki perbuatan baik dan membahagiakan lingkungannya.
16
Rasa takut timbul dari pikiran sendiri.
17
Sungguh sulit untuk bertahan pada pikiran yang penuh kebahagiaan.
18
Sebaliknya, ia hendaknya juga memperhatikan hal kecil yang mungkin dapat mendukung serta memajukan jalan hidup yang telah dipilih tersebut.
19
Ketika pikiran menyimpang, ia selalu waspada dan menyadarinya. Ia akan mengerti bahwa gerak pikiran itu akan segera lenyap ketika disadari.
20
Sumber kelahiran kembali adalah kemelekatan.
21
Sesungguhnya, kebahagiaan orang yang dicintai adalah kebahagiaan (bagi) orang yang mencintainya.
22
Semua penderitaan dan masalah kehidupan pasti ada penyebabnya. Setiap orang memiliki penyebabnya masing-masing.
23
Pada saat umat Buddha menghormat arca Sang Buddha, umat tidak melakukan permohonan, melainkan merenungkan segala ajaran dan tuntunan yang telah diberikan oleh Sang Buddha.
24
Kebijaksanaan adalah merupakan hasil yang diperoleh dari usaha mempertahankan keyakinan, semangat, perhatian dan konsentrasi.
25
Tidak akan ada perbuatan baik yang dilakukan seseorang apabila ia tidak memiliki kerelaan.
26
Sesungguhnya makna dari berdana adalah menumbuhkan kebiasaan berpikir untuk membahagiakan makhluk lain, bahkan semua makhluk. Ia akan membahagiakan mereka dengan segala macam cara menumbuhkembangkan pikiran yang penuh cinta kasih.
27
Apabila seseorang hanya melatih diri sampai pada unsur fisik saja, maka ia akan menjadi orang yang munafik, pandai berpura-pura, kelakuannya baik tetapi jahat pikirannya. Ia hendaknya juga melatih pikirannya dengan meditasi.
28
Di masa lampau, seseorang pernah hidup, tetapi ia sudah tidak hidup di masa itu lagi; sedangkan di masa depan ia akan hidup tetapi belum tentu hidup. Hidup adalah saat ini. Ketakutan maupun kebahagiaan semu justru akan menyia-nyiakan kenyataan bahwa saat inilah seseorang sedang hidup.
29
Perbedaan yang ada pada makhluk hidup adalah karena setiap makhluk memiliki kamma-nya sendiri.
30
Semakin banyak kamma baik kita lakukan, semakin besar kondisi kita untuk mencapai kebahagiaan.
http://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kiriman-rofin-bodhikusalo/