Petikan Kata
dari Berbagai
Ceramah Dhamma Bhikkhu Uttamo
Kiriman Bodhi Buddhist Center Indonesia
Dari Buku:
Joyful Moments
365 Renungan Bhikkhu Uttamo Mahathera
(2010)

JUNI
1
Sebaiknya seorang umat Buddha bukan bertujuan untuk mencari orang yang telah mencapai kesucian, melainkan harus berjuang untuk mencari kesucian itu sendiri dengan melaksanakan secara sungguh-sungguh Jalan Mulia Berunsur Delapan.
2
Seseorang yang selalu berusaha menghentikan berbagai perilaku buruk serta meningkatkan kebajikan setiap saat, maka pada saatnya nanti ia akan merasakan kebahagiaan seperti air seguci yang sudah tidak ada lagi rasa asinnya.
3
“Semoga semua makhluk berbahagia.”. Apabila seseorang selalu mempergunakan waktu luangnya untuk mengucapkan kalimat tersebut, maka secara bertahap pikirannya akan berisikan gelombang cinta kasih.
4
Dari latar belakang pemikirannya sendiri itulah orang akan menentukan sikap dan perbuatannya.
5
Kebahagiaan yang seakan diberikan oleh makhluk lain itupun sesungguhnya berasal dari buah kebajikan orang itu sendiri.
6
Kamma bukanlah kondisi yang pasif, karena segala tindakan, kebiasaan baru, serta berbagai pengalaman akibat dari pergaulan, pendidikan dan sebagainya juga akan membentuk sifat baru pada diri seseorang.
7
Kebijaksanaan diperlukan untuk membatasi berbagai perilaku yang mungkin kurang sesuai untuk diri sendiri. Sedangkan ketegasan diperlukan untuk dapat mengambil sikap yang benar pada waktu yang tepat.
8
Ketegasan menagih utang bukan merupakan bentuk kemelekatan pada uang yang dipinjamkan kepada orang lain, melainkan sebagai bagian dari usaha untuk menjaga kekayaan yang telah dimiliki.
9
Semakin kita bisa memaklumi perbedaan dan kekurangan setiap orang yang berada di sekitar kita, maka semakin sabar pula sikap kita.
10
Niat adalah penentu kamma seseorang.
11
Bukan karena makanan seseorang menjadi suci atau tidak suci, melainkan dari cara berpikirnya.
12
Dengan mempelajari keinginan itu sendiri dan berusaha menyesuaikannya dengan kenyataan yang ada maka kemarahan akan bisa dikendalikan, bahkan bisa dilenyapkan.
13
Orang yang berbuat baik tanpa kebijaksanaan bisa dikatakan sebagai orang bodoh yang baik hati.
14
Apabila semua Dhammaduta ditunggu agar mencapai kesucian terlebih dahulu sebelum mengajarkan Dhamma, maka bisa saja Buddha Dhamma akan lebih cepat punah,
karena pencapaian kesucian membutuhkan waktu yang relatif lama untuk setiap pribadi dalam mencapainya.
karena pencapaian kesucian membutuhkan waktu yang relatif lama untuk setiap pribadi dalam mencapainya.
15
Segala sesuatu menjadi baik ataupun tidak baik adalah akibat dari pikiran orang itu sendiri dalam menghadapinya.
16
Menolong orang dapat mempergunakan materi yang dimiliki, maupun dengan tenaga dan ucapannya.
17
Orang yang mempunyai banyak kebajikan akan hidup berbahagia di tahun yang dikatakan buruk untuknya. Sebaliknya, orang yang mempunyai sedikit timbunan kebajikan, maka hidupnya tetap akan kurang bahagia di tahun yang dikatakan baik untuknya. Jadi, semua suka dan duka yang dialami oleh setiap manusia adalah tergantung pada timbunan kebajikannya masing-masing.
18
Pemujaan sejati kepada Sang Buddha justru dengan melaksanakan Ajaran Sang Buddha, bukan pada upacara maupun sesajian.
19
Tidak berhentinya penderitaan orang yang rajin berdoa adalah karena ia memang belum cukup memiliki timbunan kamma baik, sehingga berdoa sebanyak apapun juga, ia belum mendapatkan kebahagiaan.
20
Kemarin adalah pelajaran untuk ditingkatkan di masa sekarang, besok adalah tujuan yang harus dicapai dengan usaha maksimal di masa sekarang.
21
Cinta kasih diperlukan untuk bergaul dan berbicara agar tidak ada perkataan maupun perbuatan yang dapat menyakiti perasaan teman yang berada di sekitar kita.
22
Kekuatan cinta kasih adalah kekuatan yang tidak bisa dikurangi atau bahkan dilenyapkan.
23
Sesungguhnya, orang yang membantu melestarikan Dhamma telah melakukan Dhammadana yang tertinggi nilainya di antara semua jenis dana yang lain.
24
Apabila orang dengan tekun dan bersemangat melaksanakan Buddha Dhamma, maka batinnya akan menjadi tenang dan bahagia. Ia akan selalu bersemangat dalam menjalani kehidupannya.
25
Kikislah rasa iri hati dan cemburu melihat keberhasilan dan kebahagiaan makhluk lain.
26
Melakukan kebajikan dengan memikirkan hasilnya adalah merupakan perbuatan berpamrih.
27
Masalah sulit atau mudahnya suatu pelaksanaan Ajaran Sang Buddha sangatlah tergantung pada pendapat pribadi masing-masing, diibaratkan sebagai rasa masam jeruk untuk seseorang mungkin saja bisa terasa kurang masam bagi yang lainnya.
28
Orang hendaknya bisa selalu mengendalikan dirinya agar pikiran buruk itu tidak perlu diucapkan, apalagi dilakukan.
29
Sesungguhnya perbuatan baik dapat dilakukan setiap saat dengan berbagai cara asalkan terdapat niat untuk melakukannya.
30
Sanak keluarga yang sudah meninggal bukanlah sampah yang dapat dilupakan begitu saja. Mereka yang masih hidup hendaknya tetap mengingat dan membantu keluarganya yang telah meninggal.
http://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kiriman-rofin-bodhikusalo/