Petikan Kata
dari Berbagai
Ceramah Dhamma Bhikkhu Uttamo
Kiriman Bodhi Buddhist Center Indonesia
Dari Buku:
Joyful Moments
365 Renungan Bhikkhu Uttamo Mahathera
(2010)

JULI
1
Selalu jadikan Sang Buddha dan para bodhisattva sebagai contoh nyata (teladan) pelaku kebajikan untuk ditiru dan diteladani.
2
Walaupun seseorang mempunyai rumah dengan fengshui yang baik, namun perilakunya buruk dan melanggar sila, maka kebahagiaan akan jauh pula darinya. Sebaliknya, walaupun fengshui rumahnya tidak baik, namun perilakunya baik dalam ucapan, perbuatan dan pikiran, maka kebahagiaan akan tetap menjadi miliknya.
3
Timbulnya perasaan suka maupun tidak suka dalam diri seseorang adalah merupakan hasil permainan pikiran sendiri, yaitu keinginan.
4
Manfaat Ajaran Sang Buddha bukan tergantung pada profesi seseorang melainkan pada kemauan seseorang untuk melaksanakan pengendalian diri sehingga melihat proses hidup sebagaimana adanya.
5
Manusia boleh saja berusaha untuk hidup abadi serta menghindari kematian, namun sudah menjadi hukum alam bahwa segala sesuatu adalah tidak kekal. Ketidakkekalan itulah yang kekal. Oleh karena itu, manusia hanya bisa hidup lebih lama, namun ia pasti akan mengalami kematian. Bahkan bumi ini pun akan hancur dan kiamat pada saatnya nanti.
6
Waktu bukan lagi diukur dari detik ke detik, melainkan dari saat ke saat. Oleh karena cepatnya waktu berlalu, seseorang hendaknya selalu mengisi kesempatan hidupnya dengan mengembangkan kebajikan melalui badan, ucapan dan juga pikirannya.
7
Orangtua terkadang memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan.
8
Semua orang mempunyai sudut pandang sendiri mengenai hal yang penting dan tidak penting dalam kehidupannya.
9
Orang yang hanya melaksanakan tradisi akan timbul kekecewaan apabila niatnya tidak tercapai. Namun, apabila orang mengerti Buddha Dhamma, ia akan menyadari bahwa suka dan duka, keberhasilan dan kegagalan, adalah merupakan buah perilaku atau kamma-nya sendiri.
10
Pergaulan anak amat menentukan corak watak anak di masa depan. Ibarat kayu cendana yang wangi akan memberikan keharuman bagi kertas yang membungkusnya, dan sebaliknya, daging busuk juga akan menyebarkan kebusukannya pada daun yang membungkusnya. Oleh karena itu, sekali lagi, berhati-hatilah memilih teman bergaul untuk anak-anak agar tidak menjadi penyesalan bagi semua pihak nantinya.
11
Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat dan di belakang mengawasi segala tindak-tanduk si remaja.
12
Pendidikan seks perlu diberikan kepada para remaja sejak usia dini, agar mereka dapat mengerti manfaat dan akibat dari penyalahgunaan organ seks mereka.
13
Perkembangan teknologi jelas tidak akan pernah dapat dibendung oleh siapapun juga. Orangtua sebaiknya selain mengawasi perkembangan anak-anaknya, hendaknya juga dapat memberikan pendidikan sebagai pedoman yang jelas agar mereka memiliki kemantapan dalam menapaki kehidupan ini.
14
Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan yang sesuai dengan Buddha Dhamma.
15
Ketenangan pikiran adalah modal utama kebahagiaan.
16
Meminta bantuan kepada orang yang bisa melihat masa depan memang bukan hal terlarang untuk umat Buddha, namun perlu direnungkan manfaatnya terlebih dahulu. Kalau tujuan permintaan itu hanya sekadar mendapatkan pedoman dan pendorong semangat agar siap menghadapi masa depan, maka usaha ini bisa saja dilakukan.
17
Keinginan untuk diperhatikan orang lain adalah wajar asalkan tidak berlebihan. Namun agar bisa mengurangi keinginan ini, seseorang dapat mulai berusaha memberikan perhatian kepada orang lain. Hal ini berdasarkan pengertian bahwa orang lain pun ingin diperhatikan seperti dirinya sendiri.
18
Seseorang yang menyadari kekurangannya serta mempunyai tekad yang kuat untuk berubah tentu bisa menjadi orang yang lebih baik daripada sebelumnya. Namun saja, perjuangan untuk memperbaiki kualitas diri ini membutuhkan waktu dan semangat yang cukup, lebih baik lagi jika mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya.
19
Seseorang yang sempurna tubuhnya dan lahir dari keluarga bangsawan, namun ia suka mabuk-mabukan, akan mengakibatkan ia menderita selamanya.
20
seorang umat Buddha yang telah mempelajari Dhamma hendaknya tidak menjadi musuh terhadap lingkungannya. Ia boleh saja tidak setuju dengan tradisi yang ada, namun ia hendaknya tidak menentang secara langsung. Ia bisa menyatakan ketidaksetujuannya dengan pertanyaan, bukan pernyataan.
21
Teman yang baik akan mendorong supaya kita bertambah maju, tetapi teman yang jahat justru menarik kita untuk selalu ke bawah/mundur.
22
Kehidupan mengalir seperti air sungai yang tidak akan pernah sama dari satu saat ke saat yang lain. Dengan demikian, masa lalu hanya menjadi kenangan dan tidak akan bisa diulang kembali.
23
Apabila pikiran baik kita muncul, pada saat itu juga segera kerjakanlah. Jikalau kita menunda mengerjakan suatu perbuatan baik, maka ada kemungkinan kita malahan
membatalkan niat melakukan perbuatan baik itu. Pikiran memang mudah berubah.
membatalkan niat melakukan perbuatan baik itu. Pikiran memang mudah berubah.
24
Kita semua lahir sebagai manusia karena kita-kita ini punya timbunan kamma baik.
25
Komunikasi akan lancar apabila masing-masing pihak selalu berusaha mengerti bahwa semua orang punya kelebihan dan kekurangan.
26
Apa yang terpikir (sebagai) kebajikan untuk Anda lakukan saat ini? Apa yang terpikir sebagai satu kebajikan, segera(lah) diungkapkan (dilakukan).
27
Berpikir dahulu, renungkanlah dahulu baik-baik sebelum melaksanakan satu kegiatan/pekerjaan.
28
Dengan mengajak para generasi muda datang ke vihara berarti kita memberi kesempatan kepada mereka untuk mendengarkan ajaran yang berarti, yang bisa membawa mereka menuju Kebebasan dan bahkan hal tersebut merupakan berkah utama.
29
Semangat ini harus didukung dengan mengerti apa tujuan kita mengajarkan suatu hal. Kalau tidak ada tujuan, maka semangat tidak akan muncul.
30
Ciptakanlah suatu kondisi supaya Dhamma menjadi kebutuhan pokok bagi seluruh umat Buddha. Jangan sampai mereka mempunyai konsep bahwa datang ke vihara itu kalau sedang kesusahan saja, karena sebetulnya setiap segi kehidupan itu adalah Dhamma.
31
Kita bisa merasakan kamma apabila kita mempunyai badan dan batin; intinya,(bila) kita dilahirkan.
http://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kiriman-rofin-bodhikusalo/