Pertanyaan :
Wenni Lee: Sabar itu memang tidak ada batasnya, tapi sampai pada titik apa kita boleh bersabar?
Jawaban Ajahn Brahm:
Ada dua jenis kesabaran.
Yang pertama adalah menunggu sesuatu terjadi.
Menunggu seseorang berubah.
Menunggu sesuatu yang baik terjadi dalam hidup Anda.
Saya menyebut itu menunggu pada masa depan. Ini sangat keliru, dungu, dan menyebabkan banyak penderitaan. Ini bukanlah yang orang sebut sebagai kesabaran. Ini tetap saja nafsu. Itu namanya menunggui sesuatu terjadi.
Jenis menunggu yang lebih baik disebut menunggu pada momen kini.
Siapa pun atau apa pun yang menyebabkan momen sulit bagi Anda, mungkin atasan Anda, mereka tidak ada di sini hari ini. Ini hari Minggu, Anda tidak masuk kerja, maka nikmatilah ini. Namun sebagian orang sedih, muram, meskipun mereka tidak akan menemui atasan mereka sampai besoknya. Mereka masih mengalami waktu yang tidak bahagia. Karena mereka terus menunggu pada masa depan alih-alih menunggu pada momen kini. Meskipun Anda sangat sakit, dalam derita hebat, sangatlah sulit menunggu pada masa depan, namun sangat mudah menunggu pada momen kini. Sama seperti ketika saya menandatangani buku, berfoto, menandatangani buku, berfoto, saya bisa melakukannya karena saya menunggu pada momen kini. Hanya ada satu foto, hanya ada satu buku untuk ditandatangani pada satu momen. Inilah yang disebut kesabaran.
dijawab oleh Ajahn Brahm selama Tour d’Indonesia 2015. |
https://www.facebook.com/ehipassikofoundation/ |