Teori Evolusi dalam Pandangan Religius dan Agama Buddha
Teori evolusi modern, yang dikemukakan pertama sekali oleh Charles Darwin pada tahun 859 pada bukunya yang berjudul On the Origin of Species, merupakan teori sains yang sangat mengguncang dunia ilmiah dan religius pada saat itu. Ketika faktor agama masih memiliki kedudukan yang tinggi dan menjadi panutan dalam kehidupan religius masyarakat, dikemukakannya teori evolusi tersebut menimbulkan guncangan dan perdebatan yang sengit baik pada dunia sains maupun agama. Sejak saat itu, bahkan sampai sekarang ini, masih terjadi perdebatan yang tidak pernah surut antara pihak yang mendukung dan menentang teori evolusi Darwin tersebut.
Kenapa teori evolusi yang dikemukakan Darwin tersebut juga menjadi fokus perhatian dari agama? Hal ini dikarenakan adanya paham dari agama-agama Abrahamik (Agama-agama Abrahamik merupakan agama yang mengakui Abraham sebagai salah satu dari nabi mereka dan para pengikutnya mengakui satu Tuhan yang perintah-Nya tertuang dalam kitab suci. Agama tersebut antara lain Kristen, Islam, dan Yahudi). yang menganut paham Penciptaan (Creationism).
Paham Penciptaan menganggap bahwa semua makhluk hidup yang ada di bumi ini telah ada apa adanya dari saat bumi dan segala isinya diciptakan dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Paham ini tentu saja bertentangan dengan teori evolusi yang menyatakan bahwa makhluk hidup yang ada sekarang merupakan hasil dari seleksi alami dan adaptasi yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama.
Perbedaan pandangan ini telah menyebabkan timbulnya konflik antara pihak yang menentang teori evolusi Darwin (dikenal dengan paham antievolusi) dan pihak yang proevolusi.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan antara “ilmu pengetahuan-penciptaan” dan “ilmu pengetahuan-evolusi”, Arkansas Act 590 memberikan perlakuan seimbang terhadap definisi kedua istilah tersebut sebagai berikut:
Ketika teori evolusi menimbulkan perdebatan yang sengit dari agama agama besar dunia lainnya, agama Buddha tentu juga memiliki pandangan tersendiri dalam menyikapi teori evolusi tersebut. Akan tetapi, agama Buddha memiliki perbedaan mendasar dengan agama-agama Abrahamik yang telah disebutkan sebelumnya dalam artian bahwa agama Buddha tidak mengenal adanya entitas yang menciptakan alam semesta. Sebagai akibatnya, agama Buddha tidak berada dalam posisi yang menentang maupun mendukung teori evolusi secara kuat. Hal ini dikarenakan teori evolusi tersebut tidak relevan dengan tujuan agama Buddha dalam mencapai penerangan sempurna. Penjabaran antara kaitan agama Buddha dengan teori evolusi akan dijelaskan pada bagian berikut.
https://dhammacitta.org/pustaka/ezine/eka-citta/eka-citta%2029.pdf |